Labels

Jumat, 13 Januari 2012

TOKOH PRAMUKA YANG PATUT DIKENANG

TOKOH PRAMUKA YANG PATUT DIKENANG


Siapa tak kenal H Mashudi dan H Mutahar? Dua tokoh besar ini merupakan orang yang amat berjasa besar dalam dunia kepanduan di tanah air. Dalam perjalanan karirnya, Mashudi juga merupakan tokoh yang berjasa besar dalam pembangunan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Sedangkan H Mutahar pun berhasil menciptakan lagu Syukur, salah satu judul lagu paling terkenal yang dibuatnya pada 7 September 1944.

Tokoh Pramuka Letjen (Purn) Dr (HC) H Mashudi adalah lulusan Technische Hogeschool, Bandung, Jawa Barat, dikenal sangat dekat di hati anak-anak muda. Di balik aktivitasnya di dunia kepanduan, Mashudi merupakan tokoh yang berjasa besar dalam pembangunan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) atau dulu dikenal dengan IKIP Bandung. Dia menjadi dewan penyantun UPI selama puluhan tahun. Bahkan, dalam keadaan sakit, dia berusaha untuk ikut dalam pemilihan rektor UPI.
Di bidang kepanduan, jabatan yang dipegangnya tak sedikit. Tak heran bisa dia disebut-sebut sebagai "Lord Baden Powel"-nya Indonesia. Dia telah aktif dalam jabatan struktural Gerakan Pramuka sejak 1961, sebagai Ketua Majelis Pembimbing Pramuka Jawa Barat, tatkala dia menjabat Gubernur Jabar (1960-1970). Dia pun sempat menjabat Wakil Ketua MPRS (1967-1972). Kemudian 1974, dipercaya menjadi Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jabar dan ditunjuk menjadi Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka. Lalu sempat menjabat Pjs Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka menggantikan Sarbini (1974-1978). Dalam Munas Gerakan Pramuka di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 1978, dia terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka hingga 1993.
Lewat sentuhan tangan dinginnya, Gerakan Pramuka berkembang pesat menjadi organisasi kepanduan terbesar di dunia. Kepramukaan juga menjadi dikenal luas di Tanah Air. Tak heran bila akhirnya World Organization of Scout Movement (WOSM) menganugerahi Bronze Wolf Award, penghargaan tertinggi dalam dunia kepanduan. Hanya ada empat orang Indonesia yang tercatat pernah menerima Bronze Wolf Award. Selain Mashudi, mereka adalah almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX, almarhum H Azis Saleh, dan almarhum Liem Beng Kiat.
Sayangnya, sosok yang dikenal tegas, disiplin namun akrab ini telah meninggal diusianya yang ke-85, seminggu setelah menerima penghargaan khusus dari minggu setelah Komite Kepanduan Asia-Pasifik. Yaitu pada tanggal 22 Juni 2005 lalu dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.

Husein Mutahar
Komponis besar Tanah Air, H Mutahar telah wafat pada tanggal 9 Juni 2005 lalu dalam usia 88 tahun. Sebelum wafatnya, Kwarnas Pramuka sebenarnya telah berencana mengadakan konser untuk memperdengarkan karya-karya mantan ajudan Bung Karno ini. Tercatat, 199 lagu menjadi karyanya. Hingga akhir hayatnya, Mutahar tetap melajang. Namun, tokoh kepanduan Indonesia pada era 1945-1961 ini memiliki delapan orang anak angkat.
Lagu Syukur merupakan salah satu judul lagu paling terkenal yang dibuatnya pada tanggal 7 September 1944 setelah menyaksikan banyak warga Semarang, kota kelahirannya, bisa bertahan hidup dengan hanya memakan bekicot. Pak Mut, demikian ia akrab disapa, juga menciptakan mars yang menggelegak. Karyanya yang terkenal adalah Hari Merdeka. Dan ia pun banyak menulis lagu-lagu Pramuka. Mantan duta besar Italia ini terlibat Pramuka sejak awal lembaga kepanduan berdiri. Ia juga penggagas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). IR/RW

1 komentar:

  1. Makasih artikelnya sangat bagus, menambag wawasan saya di dunia kepramukaan. Thanks, salam kenal

    BalasHapus